Rabu, 28 Desember 2011

2011 MATARAM RELATIF AMAN


Mengakhiri tahun 2011, Walikota Mataram H. Ahyar Abduh melakukan refleksi akhir tahun bersama media bertempat di salah satu Lesehan di Kota Mataram Rabu (28/12). Dalam diskusi tersebut, Walikota menyebutkan, dalam kurun waktu kepemimpinan AMAN (Ahyar-Mohan) di Kota Mataram, kondisi ketertiban dan keamanan di Kota Mataram cenderung kondusif. Hal ini dikatakannya mengingat hingga akhir tahun 2011 tidak ada kejadian signifikan yang mengganggu kenyamanan warga Kota Mataram dalam berinteraksi sosial.
Disamping itu Ahyar menegaskan, dalam menjalankan roda pembangunan di Kota yang bermoto “MAJU RELIGIUS dan BERBUDAYA” ini, ia mengacu pada 3 (tiga) pilar pembangunan yakni, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur, serta Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.
Ketiga pilar tersebut menurutnya menjadi landasan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram tahun 2012 yang baru saja di syahkan DPRD Kota Mataram.
Dari sisi peningkatan SDM, pihaknya telah memasukkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari total anggaran sesuai dengan amanat UU. Diakuinya, hingga kini belum ada pemerintah yang mampu membiayai seluruh dari komponen pendidikan. Oleh karenanya, sumbangan dari pihak ketiga masih sangat dibutuhkan dalam memajukan pendidikan.
Adanya pungutan di sekolah yang sempat menjadi permasalahan di Kota Mataram, telah ditertibkan dengan mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal), dimana didalamnya diatur 2 hal mendasar yakni Mekanisme Pungutan dan Apa saja yang boleh dibiayai dari dana tersebut.
“2 hal tersebut  wajib diataati oleh penyelenggara pendidikan di Kota Mataram, jika tidak ada sanksi bagi yang melanggar”tegas Walikota.
Jika melihat dari realitas yang ada, kondisi pendidikan di Kota Mataram sedang mengalami peningkatan, hal ini terbukti meningkatnya rombongan belajar sehingga mengakibatkan kelebihan rombongan belajar. Kondisi ini bagi sejumlah sekolah diantisipasi dengan memanfaatkan sejumlah ruang sekolah seperti labolatorium dan fasilitas lainnya sebagai ruang belajar, disamping itu ada juga yang memberlakukan system 2 shift (sekolah pagi dan sore).

Proyek Drainase akan tetap dilanjutkan

Terkait dengan molornya pembangungan drainase di Kota Mataram, Walikota menyebutkan hal tersebut diakibatkan oleh force major (kejadian tidak terduga) seperti cuaca buruk dan kelangkaan semen. Jelang tutup tahun 2011, sejumlah proyek normalisasi drainase di Kota Mataram sempat terhenti beberapa saat karena kelangkaan semen. Namun mulai sepekan ini proyek tersebut sudah kembali normal.
Hingga akhir tahun ini, kondisi pembangungan infrastruktur di Kota Mataram telah mengalami peningkatan. Sejumlah proyek yang telah rampung dilaksanakan seperti hotmix ruas jalan sepanjang 24 kilometer, pembangunan dan normalisasi drainase sepanjang 30 kilometer.
Guna mempercepat pembangunan infrastruktur, pihaknya membutuhkan dana 100 milyar rupiah lebih. Dana tersebut di upayakan pihaknya dari berbagai sumber seperti dana alokasi khusus (DAK), Dana Percepatan Infrastruktur Daerah (DPID) serta APBD Propinsi NTB.
Selain itu, Ahyar juga berharap agar pembukaan jalan baru tidak hanya sekedar wacana. Tahun ini Pemerintah Kota telah membuka jalan baru akses Tohpati-Selagalas yang menelan dana pembebasan lebih dari 2 milyar rupiah. Kedepan Ahyar meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Ir. Mahmudin Tura yang turut hadir pada diskusi tersebut untuk melakukan kajian terhadap jalur baru seperti ruas jalan Bung Hatta-Jl.Jenderal Sudirman guna mengantisipasi kemacetan di simpang empat Rembiga.
Percepatan lain yang telah dilakukan yakni penataan wajah kota seperti renovasi trotoar, Taman Sangkareang. Langkah ini diambil Walikota mengingat Kota Mataram akan menjadi salah satu tujuan wisata MICE ditahun tahun mendatang. 2012 mendatang, Kota Mataram akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Hari Keluarga Berencana Nasional (HARGANAS).

Pasar Mandalika akan ditata ulang

Selain ifrastruktur jalan sebagai penunjang dari akses ekonomi masyarakat, obyek vital dari keberlangsungan sistem ekonomi masyarakat juga menjadi prioritas Walikota. Adalah pasar induk Mandalika yang akan ditata ulang. Dalam dokumen APBD Kota Mataram 2012, Pemerintah telah mengalokasikan dana 7,5 milyar rupiah untuk penataan kembali Pasar Induk Mandalika yang menjadi simpul perekonomian masyarakat Nusa Tenggara Barat.
Upaya ini lanjutnya, sebagai upaya untuk mengintesifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Mataram.
Pada APBD 2012, Pemerintah telah menetapkan PAD Kota Mataram sebesar 65 milyar rupiah atau meningkat 11 milyar rupiah dari tahun 2010. Peningkatan ini justru disyukuri pihaknya mengingat Kota Mataram telah kehilangan sumber PAD dari Bandara Selaparang sebesar 700 juta rupiah.
Dengan melakukan refleksi akhir tahun dengan media, Walikota berharap agar peran media sebagai pengontrol kebijakan Pemerintah dan menjadi alat pertanggung jawaban pemerintah kepada masyarakat dapat lebih ditingkatkan dengan tetap mengacu pada etika serta kode etik jurnalistik yang jujur dan berimbang.(dh/foto yudi humas)