Kamis, 05 Januari 2012

FORUM KABUPATEN SEHAT KEPULAUAN SELAYAR STUDY BANDING KE KOTA MATARAM


           Keberhasilan Kota Mataram meraih penghargaan  Swasti Saba Wiwerda bidang kesehatan lingkungan tingkat Nasional tahun 2011 manjadi daya tarik tersendiri bagi Kabupaten Kepulauan Selayar Propinsi Sulawesi Selatan untuk melakukan study banding ke Kota Mataram, Selasa (3/1). Sebanyak 23 orang peserta study banding tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Forum Kabupaten Sehat Hj. Nurma Syahril dan diterima oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr.IGK. Lania, Ketua Forum Kota Sehat Kota Mataram Suhirman Adita, serta seluruh pejabat terkait lingkup Pemkot Mataram di ruang kenari Kantor Walikota Mataram.
          Ketua Forum Kabupaten Sehat Hj. Nurma Syahril yang juga menjabat sebagai Ketua TP. PKK Kabupaten Kepulauan Selayar menjelaskan, study banding tersebut dimaksudkan untuk belajar strategi dan kebijakan progam serta kiat-kiat Pemkot Mataram yang dikembangkan bersama masyarakat sehingga berhasil meraih penghargaan Swasti Saba Wiwerda bahkan hingga tiga kali. “Sementara kami baru mendapatkan Swasti Sabapadapa. Padahal kami sudah berusaha secara maksimal meningkatkan upaya dan koordinasi dengan pihak kecamatan,” paparnya.

          Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. IGK. Lania menjelaskan Pemkot Mataram mulai mengikuti lomba bidang kesehatan lingkungan tingkat nasional sejak tahun 2005 dan waku itu berhasil meraih penghargaan Swasti Saba Padapa serta tiga kali meraih penghargaan Swasti Saba Wiwerda (tahun 2007,2009 dan 2011). “Tahun 2011 lalu sebenarnya Kota Mataram layak diberikan Penghargaan Swasti Saba Wistara, namun pemerintah pusat masih bertahan memberikan kita Swasti Saba Wiwerda,” katanya.
          Sementara Ketua Forum Kota Sehat Kota Mataram Suhirman Adita memaparkan beberapa  program serta upaya Forum Kota Sehat bersama masyarakat dan Pemkot Mataram dalam meraih penghargaan Swasti Saba Wiwerda. Dengan rincian, menetapkan lima tatanan yakni, pertama tatanan permukimman, sarana dan prasaran sehat  meliputi, udara sehat, sungai, sekolah, pengelolaan sampah, pasar sehat dan sarana olahraga. “ Dalam hal ini Forum Kota Sehat menjadi depan dalam gerakan Mataram Hijau,” jelasnya.
          Ke dua tatanan pelayanan angkutan umum meliputi terminal, penataan serta kawasan rawan kecelakaan. Ketiga kawasan program dan gizi meliputi ketersediaan pangan, mulai dari distributor, konsumsi, kewaspadaan dan kemasyarakatan. Keempat tatanan kehidupan sosial yang sehat dan kehidupan masyarakat sehat serta mandiri dengan terus melakukan sosialisasi tentang prilaku hidup bersih dan sehat, bahaya narkoba, imunisasi, serta penyediaan air bersih.
          Berdasarkan hasil evaluasi dari lima tatanan itu sebenarnya Kota Mataram layak ‘naik kelas’ dengan mendapatakan penghargaan Swasti Sabawistara karena syarat-syarat sudah terpenuhi yakni, memiliki lima tatanan, program mencakup 70 persen kecamatan, melaksanakan 70 persen setiap tatanan sementara Kota Mataram sudah 100 persen, dan terintegritasnya aspek fisik, sosbud, ekonomi dan kesehatan, serta adanya gerakan masyarakat. “Namun harus kandas, karena tahun ini tidak ada yang ‘naik kelas’, bahkan dari enam kabupaten/kota yang ikut dari NTB, Kota Mataram berhasil bertahan di Wiwerda dan dua di Padapa, sementara tiga lainnya tidak dapat apa-apa. Ini berarti kriteria semakin sulit,” terangnya. (nir/sony foto humas)