REFLEKSI

KAU PUN MEMILIKI CARA MENCINTAI KOTAMU


     Kenapa kau menyukai sebuah kota? Kemajuannnya yang membuatmu terpesona atau kedamaiannya yang sederhana, yang membuatmu betah menikmati sejak pagi hingga malamnya? Itu namanya kebudayaan dalam pikiran yang bergerek. Orang suka Yogyakarta karena langgam malam dan kultur Jawanya yang pekat. Orang suka Bandung, boleh jadi, karena paduan kegembiraan shopping dan tradisi kulinernya. Itu sebabnya setiap Jum'at tiba para pelancong Jakarta memenuhi pelataran Bandung tanpa tanda tanya lagi. Tentu saja secara sungguh sungguh ingin kukatakan, Mataram itu kota yang hebat untuk caranya berbenah. Ia tak hanya sebuah kota yang telah menjelma dengan identitas metropolitannya, tapi pertumbuhan ekonominya dengan kisaran angka 7-8% per tahunnya menjadi bukti bahwa Kota Mataram makin menarik para investor berdatangan dengan gagasan dan impian bisnisnya. Pada cara lain yang ia tunjukkan, Mataram juga menggambarkan perkembangan dunia pariwisata. Sebagai tempat persinggungan pariwisata, hotel-hotel berbintang yang ada di Mataram memberi catatan jumlah tamunya yang menginap hingga tahun 2010 yakni 83.730 orang, dengan rincian 5.485 orang wisatawan mancanegara (wisman) dan 78.245 orang adalah wisatawan nusantara (wisnu). Sedang pada tingkat hunian kamar hotel di Kota Mataram tahun 2010 sejumlah 171.903 orang tamu.
     Jadi, kalau kau belum pernah ke Mataram, seseorang akan menggodamu dengan cara simpel, "Di sini, keramaian dan keheningan bersenyawa untuk caramu menikmati indahnya kota, "Come here, come to where the city serves you in harmony."  
     Selalu ada cara bagaimana sebuah kota bisa kau ceritakan kepada seseorang lainnya. Tentu pada apa yang menurutmu bisa memikatnya. Seperti Kota Mataram, dengan kesederhanaan dan caranya berbenah.

.