Sabtu, 03 Desember 2011

PENANGANAN KONFLIK DISOSIALISASIKAN


          Sebagai upaya mengantisipasi konflik di Kota Mataram, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Kota Mataram melaksanakan sosialisasi penanganan konflik yang berlangsung di aula lantai tiga lingkup kantor Walikota Mataram, Sabtu (12/11). Sosialisasi dibuka langsung Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana.
          Dalam sambutannya Wakil Walikota mengakui kegiatan sosialisasi penanganan konflik ini memang harus terus disosialisasikan, sebab secara faktual konflik terjadi secara alami dan selalu melekat ke masyarakat, bahkan saat ini konflik mulai dipicu dari masalah-masalah kecil dan sepele, seperti politik, kasus nyongkolan atau hanya karena ekspresi yang berdampak pada konflik horizontal bahkan bisa ke sara. “Ini tentu menjadi bagian yang harus diperhatikan dan segera diantisipasi,” jelas beliau.
          Di samping itu, konflik di Kota Mataram juga dipicu dengan kepadatan jumlah penduduk yang cukup tinggi pada pagi harinya, dimana tingkat urban di Kota Mataram di pagi hari jauh lebih tinggi dibanding dengan malam hari. “Selain jumlah penduduk lokal, Mataram dipadati  oleh para pekerja dan pelajar yang datang dari luar kota,” jelasnya.
          Sebelumnya dalam acara Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan oleh Camat di Kota Mataram tahun 2011, Selasa (29/11) lalu, Wakil Walikota Mataram meminta agar masing-masing Aparat kewilayahan dalam hal ini Camat dan Lurah memiliki standar penanganan konflik komunal di tingkat masyarakat, agar konflik-konflik yang timbul di masyarakat dapat diredam lebih awal. Selain itu aparat kecamatan dan lingkungan harus mampu membangun komunikasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat di tingkat lingkungan. Pasalnya, kelemahan itu sering kali menimbulkan konflik yang tidak bisa diatasi karena lurah tidak mampu berkomunikasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. ” Akibatnya masalah sepele pun bisa melebar,” jelasnya.
          Kegiatan sosialisasi penanganan konflik itu dihadiri oleh Kapolres Mataram dan Dandim Lombok Barat, diikuti Camat dan Lurah se-Kota Mataram dan LSM. (nir/dedy foto humas)

ATASI PEMANASAN GLOBAL DENGAN TANAM POHON


Pemanasan Global atau dalam istilah yang biasa dipakai Global Warning, benar-benar telah berimbas pada kehidupan umat manusia di muka bumi. Imbas yang paling kelihatan adalah pergeseran iklim yang mengakibatkan petani sangat sulit menentukan waktu tanam, naiknya suhu permukaan bumi dan berakibat menurunnya daya tahan tubuh manusia serta banyak lagi akibat lain yang ditimbulkannya. Hal ini lebih disebabkan perilaku manusia yang terus menerus memproduksi polusi dan sekaligus tidak memperhatikan ekosistem alam yang semakin lama semakin tidak seimbang.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan manusia agar dampak Global Warning tidak semakin parah, adalah berupaya menyeimbangkan kembali ekosistem yang telah rusak. Dan upaya tersebut pada Sabtu (3/12) dilaksanakan oleh Walikota Mataram H. Ahyar Abduh yang didampingi Wakilnya H. Mohan Roliskana dan Ketua DPRD Kota Mataram H.M Zaini dengan penanaman pohon di area wisata Loang Baloq.
Setelah penanaman 7000 pohon di kawasan Udayana, Minggu (27/11) lalu. Rupanya Pemkot Mataram masih terus berusaha membangkitkan kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan lingkungan dengan salah satunya mengajak semua SKPD untuk terlibat langsung dalam acara ini.
“Ini juga terkait ruang terbuka hijau dan pariwisata yang akan kita galakkan di Kota Mataram”, ungkap H. Ahyar. “Kita telah bekerja sama dengan pihak ke-3 untuk pengembangan di sini (Loang Baloq.pen), dan kita hanya mengijinkan untuk pembangunan sarana pariwisata dan ruang terbuka hijau. Bahkan rencananya mitra kita ini akan membebaskan 4 hektar lagi tanah untuk memperluas area wisata Loang Baloq yang sementara ini baru 4 hektar”, lanjutnya.
Penanaman  pohon jenis “terang besi” ini, diharapkan dapat menjadi awal yang baik bagi penghijauan di Kota Mataram.(pun/humas)