“Kota Mataram
yang dengan slogannya Maju, Religius dan
Berbudaya sebenarnya mengandung nilai-nilai kearifan local yang berpeluang
sebagai potensi pemberdayaan masyarakat strategi mengangkat dan menghidupkan
kembali serta mengaplikasikan lembaga tradisional yang disebut Krama Adat”,
ungkap H.L Drs. Anggawa Nuraksi saat menjadi pembicara dalam acara Sosialisasi
Pembentukan Lembaga Krama Adat Kota Mataram di Aula lantai III Kantor Walikota
Mataram, Sabtu (7/1). Penambahan kata “berbudaya” dari slogan terdahulu
menunjukkan bahwa kebudayaan dirasa tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat yang maju dan religius.
Tokoh adat Sasak
yang juga sebagai Kepala BAPPEDA Kota Mataram ini kembali mengingatkan untuk
menghimpun awig-awig ( aturan tidak
tertulis) yang berlaku di masyarakat sebagai referensi perancangan dan
membakukan aturan-aturan yang sudah diberlakukan sehingga dapat di
dokumentasikan.
Pembentukan
Lembaga Krama Adat dirasa perlu dalam mendorong kesejahteraan masyarakat,
khususnya di Kota Mataram. “Untuk itu, pembentukan Lembaga ini di 321 lingkungan
se-Kota Mataram akan dilakukan secara bertahap”, jelas Kepala Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Mataram H. Saiful Mukmin, S.Sos. MH.
Menurut Staff
Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Drs. H. Husnan
Ahmadi, M.Pd, “dengan adanya Lembaga Krama Adat seperti ini, diharapkan
permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dapat segera terdeteksi dan
teratasi langsung oleh Krama Adat yang akan kita bentuk di masing-masing
lingkungan, setidaknya pemerintah akan sangat terbantu dalam membentuk
masyarakat yang sejahtera”. (pun/humas)