Keberadaan Tugu
Taman Sangkareang yang saat ini sedang dalam tahap renovasi, sengaja
dipertahankan. Pasalnya Tugu Taman Sangkareang tersebut menjadi icon Kota
Mataram. “Dengan hanya melihat Tugu Sangkareang, warga luar pasti sudah
mengetahui bahwa itu di Kota Mataram,” Demikian dilontarkan Walikota Mataram H.
Ahyar Abduh disela-sela kegiatan
inspeksi mendadak (sidak) renovasi pembangunan Taman Sangkareang, Senin (6/2).
Walikota bersama Wakil Walikota H. Mohan Roliskana, didampingi Sekda Ir. HL. Makmur Said, Asisten II Ir. H. Efendi
Eko Saswito, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Ir. H. Mahmuddin Tura, serta penanggung
jawab pihak ketiga pembangunan rehab Taman Sangkareang.
Kegiatan sidak
tersebut dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pengerjaan renovasi Taman
Sangkareang. Walikota bersama rombongan mengunjungi sejumlah lokasi sembari
meminta penjelasan serta memberikan beberapa masukan kepada pihak pelaksana.
Antara lain, penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menambah kesejukan di
Taman Sangkareang.
Rehab Taman
Sangkareang dimaksudkan untuk memberikan fasilitas umum yang memadai serta dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat. Selain taman, di Taman Sangkareang juga terdapat fasilitas
olah raga. “Kita berharap rehab Taman Sangkareang ini bisa rampung sebelum
pelaksanaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Juli 2012 mendatang,” harapnya.
Sementara Kadis PU
Ir. H. Mahmuddin Tura menambahkan, rehab Taman Sangkareang ditargetkan rampung
pada bulan April, sementara saat ini pengerjakan sudah mencapai 25 persen.
Dijelaskannya, dari sekitar 1,2 hektar Taman
Sangkareang, 40 are yang menjadi fokus rehab dengan perencanaan anggaran
sebesar Rp 400 juta. “Dari total anggaran itu Pemkot Mataram hanya menyediakan anggaran Rp 200
juta. Sedangkan sisanya Rp 200 juta merupakan sumbangan pihak ketiga,” terang
Mahmuddin.
Dalam konsepnya, rehab Taman Sangkareang dibuat
terbuka, dan luas agar memiliki
kapasitas lebih banyak ketika ada acara-acara penting yang dilaksanakan Pemkot,
serta lebih menonjolkan RTH. “Sebelumnya, Taman Sangkareang, terkesan tertutup,
sempit serta memiliki akses keluar masuk yang tidak memadai,” katanya. (nir/yudi humas foto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar