Kamis, 08 Maret 2012

FESTIVAL MAULID KOTA MATARAM LESTARIKAN BUDAYA LELUHUR


          Festival Maulid Kota Mataram 2012 merupakan langkah awal melestarikan tumbuh kembang adat istiadat dan budaya leluhur yang sudah berkembang di masyarakat Kota Mataram khususnya di Kelurahan Dasan Agung dan Dasan Agung Baru. Pernyataan itu dilontarkan Walikota Mataram saat membuka Festival Maulid Mataram ala Dasan Agung dan Dasan Agung Baru di Jalan Langko, Minggu petang (4/5).
Kegiatan Festival Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan kegiatan pertamakali dan satu-satunya di Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu bentuk implikasi dari dari moto Kota Mataram Maju Religius dan Berbudaya. Selain dihadiri Kepala SKPD jajaran lingkup Pemkot Mataram, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat serta ribuan masyarakat yang ingin melihat jalannya prosesi Festival Maulid Kota Mataram 2012.
Walikota Ahyar Abduh yang berasal dari Lingkungan Perigi, Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang secara tegas menolak adanya anggapan, bahwa peringatan maulid adalah amal yang sia-sia karena hal itu tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Di dalam Al- Quran lanjutnya, sudah dijelaskan dalam satu ayat bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertujuan untuk mengkaji, mempelajari dan menghayati nilai-nilai perjuangan Rasulullah SAW merupakan sunnah Rasulullah SAW, sekaligus meningkatkan ketauladanan dalam bentuk amal dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. “Insya allah selamat dunia akhirat” seru Walikota.
Usai membuka kegiatan festival, Walikota menuliskan sepatah dua patah kata sebagai pesan kepada masyarakat dan membubuhkan tanda tangan di atas papan tulis berwarna putih, yang bertuliskan “Selamat atas terselenggaranya Festival Maulid Kota Mataram. Mari tingkatkan ketauladanan kita kepada Rasulullah SAW”.

Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan Parade Festival Maulid Kota Mataram 2012 yang  diikuti oleh peserta dari 17 kelompok dari masing-masing lingkungan di Kelurahan Dasan Agung dan Dasan Agung Baru. Namun sebelum melepas parade, Walikota berkesempatan melempar beras kuning dan shalawat berupa uang logam dan langsung diperebutkan ratusan warga yang menyaksikan acara tersebut.
Selain itu, beberapa even rangkaian Festival Maulid 2012 diisi dengan prosesi ngurisan (mencukur rambut bayi) yang diiringi dengan pembacaan selakaran, serta penyerahan hadiah dan piala kepada kelompok pemenang lomba berzanji dan selakaran yang digelar dua hari sebelumnya di Masjid Riyadus Solihin.
Dalam parade tersebut Kelurahan Dasan Agung dan Dasan Agung Baru menampilkan, berbagai ciri khas tradisi budayanya. Antara lain, Lingkungan Arong-Arong Timur dengan peraje Burung Koak Kaok yang merupakan lambang Kota Mataram, Miniatur Masjid dari Lingkungan Perigi dan Gapuk dengan tiga susun qubah, kesenian rudat, Qasidah, Gendang Beleq serta penyajian dulang penamat yang berisi berbagai macam buah-buahan ditutupi menggunakan renginang yang merupakan makanan khas Pulau Lombok.
Ditambahkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, Ida Bagus Jayanta sebelumnya mengatakan,  Festival Maulid ala Dasan Agung dan Dasan Agung Baru menjadi pilar pengembangan kawasan budaya merupakan embrio yang nantinya akan ditularkan ke kelurahan-kelurahan lain, hingga akan mnejadi even tingkat Kota Mataram. “Ini akan kita agendakan setiap tahun sehingga akan menjadi kalender pariwisata NTB,” katanya optimis. (nir/dina foto humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar