Festival Maulid Kota Mataram
2012 merupakan langkah awal melestarikan tumbuh kembang adat istiadat dan
budaya leluhur yang sudah berkembang di masyarakat Kota Mataram khususnya di
Kelurahan Dasan Agung dan Dasan Agung Baru. Pernyataan itu dilontarkan Walikota
Mataram saat membuka Festival Maulid Mataram ala Dasan Agung dan Dasan Agung
Baru di Jalan Langko, Minggu petang (4/5).
Kegiatan
Festival Maulid Nabi
Muhammad SAW merupakan kegiatan pertamakali dan satu-satunya di Nusa Tenggara
Barat (NTB) merupakan salah satu bentuk implikasi dari dari moto Kota Mataram
Maju Religius dan Berbudaya. Selain dihadiri Kepala SKPD jajaran lingkup Pemkot
Mataram, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
adat serta ribuan masyarakat yang ingin melihat jalannya prosesi Festival Maulid
Kota Mataram 2012.
Walikota Ahyar Abduh yang berasal
dari Lingkungan Perigi, Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang secara
tegas menolak adanya anggapan, bahwa peringatan maulid adalah amal yang sia-sia
karena hal itu tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Di dalam Al- Quran
lanjutnya, sudah dijelaskan dalam satu ayat bahwa peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW yang bertujuan untuk mengkaji, mempelajari dan menghayati
nilai-nilai perjuangan Rasulullah SAW merupakan sunnah Rasulullah SAW, sekaligus
meningkatkan ketauladanan dalam bentuk amal dan tindakan dalam kehidupan
sehari-hari. “Insya allah selamat dunia akhirat” seru Walikota.
Usai membuka kegiatan festival,
Walikota menuliskan sepatah dua patah kata sebagai pesan kepada masyarakat dan
membubuhkan tanda tangan di atas papan tulis berwarna putih, yang bertuliskan
“Selamat atas terselenggaranya Festival Maulid Kota Mataram. Mari tingkatkan
ketauladanan kita kepada Rasulullah SAW”.
Kegiatan tersebut dirangkaikan
dengan Parade Festival Maulid Kota Mataram 2012 yang diikuti oleh peserta dari 17 kelompok dari
masing-masing lingkungan di Kelurahan Dasan Agung dan Dasan Agung Baru. Namun
sebelum melepas parade, Walikota berkesempatan melempar beras kuning dan
shalawat berupa uang logam dan langsung diperebutkan ratusan warga yang
menyaksikan acara tersebut.
Selain itu, beberapa even rangkaian
Festival Maulid 2012 diisi dengan prosesi ngurisan (mencukur rambut bayi) yang
diiringi dengan pembacaan selakaran, serta penyerahan hadiah dan piala kepada
kelompok pemenang lomba berzanji dan selakaran yang digelar dua hari sebelumnya
di Masjid Riyadus Solihin.
Dalam parade tersebut Kelurahan
Dasan Agung dan Dasan Agung Baru menampilkan, berbagai ciri khas tradisi
budayanya. Antara lain, Lingkungan Arong-Arong Timur dengan peraje Burung Koak
Kaok yang merupakan lambang Kota Mataram, Miniatur Masjid dari Lingkungan
Perigi dan Gapuk dengan tiga susun qubah, kesenian rudat, Qasidah, Gendang
Beleq serta penyajian dulang penamat yang berisi berbagai macam buah-buahan
ditutupi menggunakan renginang yang merupakan makanan khas Pulau Lombok.
Ditambahkan Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Mataram, Ida Bagus Jayanta sebelumnya mengatakan, Festival Maulid ala Dasan Agung dan Dasan
Agung Baru menjadi pilar pengembangan kawasan budaya merupakan embrio yang
nantinya akan ditularkan ke kelurahan-kelurahan lain, hingga akan mnejadi even
tingkat Kota Mataram. “Ini akan kita agendakan setiap tahun sehingga akan
menjadi kalender pariwisata NTB,” katanya optimis. (nir/dina foto humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar